Katabrita – Komisi IV DPRD Sulawesi Utara (Sulut) menaruh perhatian khusus pada pelestarian budaya daerah, terutama keberadaan museum dan pengembangan alat musik kolintang sebagai warisan budaya. Hal itu mengemuka dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinas Kebudayaan, Jumat (22/8) 2025
Rapat dipimpin langsung Ketua Komisi IV Vonny Paat didampingi Wakil Ketua Louis Carl Schramm, Sekretaris Priscilla Cindy Wurangian, serta anggota Vionita Kuera, Pierre Makisanti, dan Irene Golda Pinontoan.
Sekretaris Komisi IV, Priscilla Cindy Wurangian, menegaskan museum harus ditangani serius agar tetap berfungsi sebagai ruang edukasi sejarah, bukan sekadar tempat foto atau penyewaan baju adat.
“Koleksi museum nilainya semakin tinggi seiring waktu. Jangan sampai rusak, dan jangan sampai museum hanya terlihat sebagai tempat sewa baju adat. Ia harus menjadi pusat sejarah dan budaya yang hidup,” ujarnya.
Selain itu, ia mempertanyakan rincian penggunaan anggaran Rp1,7 miliar yang diajukan Dinas Kebudayaan, termasuk dukungan terhadap busana adat maupun alat musik lain selain kolintang.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kebudayaan Sulut, Jani Nickas Lukas, menjelaskan bahwa Rp1,5 miliar dari total anggaran memang difokuskan untuk pengadaan alat musik kolintang. Alat tersebut akan didistribusikan ke Manado, Minahasa, serta beberapa kabupaten/kota lainnya.
“Sesuai arahan Kementerian, pemerintah daerah harus memberi perhatian khusus pada kolintang sebagai warisan budaya. Kami juga sedang menyusun Peraturan Gubernur, agar kolintang wajib tampil dalam setiap kegiatan resmi,” jelas Lukas.
Ia menambahkan, sisa anggaran sebesar Rp200 juta akan dialokasikan untuk belanja fleksibel guna mendukung kegiatan kebudayaan lainnya.
“Kami juga akan berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata supaya kolintang menjadi identitas setiap acara. Dengan begitu, musik tradisional kita bukan hanya dipelihara, tapi benar-benar hidup di tengah masyarakat,” pungkasnya.
(*/in)
