Katabrita – Sektor industri pengolahan menjadi tulang punggung utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) pada triwulan II 2025. Keunggulan sumber daya alam berupa ikan tangkap yang melimpah dan performa industri minyak nabati menjadi competitive advantage yang strategis bagi provinsi ini.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulut menyampaikan, pertumbuhan sektor industri pengolahan yang kuat menunjukkan potensi besar Sulut dalam mengembangkan produk bernilai tambah berbasis sumber daya lokal.
“Industri pengolahan menjadi sektor kunci yang dapat memberikan multiplier effect bagi perekonomian Sulut,” ujarnya saat memberikan sambutan pada acara North Sulawesi Investemen Forum (NSIF) 2025 pada Jumat (8/8) 2025 di Four Point Hotel Manado.
Selain itu, peranan sektor perikanan sangat vital mengingat Sulut memiliki wilayah laut yang luas dan kaya hasil tangkapan ikan. Pemerintah daerah terus mendorong hilirisasi produk perikanan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing di pasar domestik maupun internasional.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029, pengembangan industri pengolahan, kawasan industri, serta hilirisasi menjadi fokus utama pembangunan ekonomi.
Bank Indonesia bersama pemerintah daerah menginisiasi berbagai program untuk memperkuat sektor ini, termasuk promosi investasi dan fasilitasi proyek strategis.
Konsumsi rumah tangga yang menyumbang 44 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan investasi sebesar 28 persen menunjukkan peran penting kedua pilar tersebut dalam menopang pertumbuhan ekonomi.
Meski demikian, kontraksi investasi sebesar 1,43 persen pada triwulan II 2025 menjadi sinyal perlunya diversifikasi sektor dan penguatan investasi agar pertumbuhan ekonomi lebih berkelanjutan.
(*/in)