MANADO – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Manado kembali menunjukkan komitmennya dalam merawat persatuan dan toleransi.
Melalui dialog lintas agama bertajuk “Sinergitas Lintas Agama Membangun Keamanan dan Menjadi Duta Kerukunan”, FKUB menghadirkan berbagai organisasi keagamaan serta kelompok pengamanan rumah ibadah, termasuk Panji Yosua, Legio Christi (LC), Banser, GP Ansor, Pecalang, dan ormas lintas agama lainnya.
Kegiatan ini resmi dibuka oleh Wakil Wali Kota Manado, dr. Richard Sualang, diAula Serbaguna Pemkot Manado, Rabu (24/09/25)..
Dalam sambutannya dr Richard Sualang menekankan pentingnya visi Kota Manado dalam membangun kualitas manusia yang berhubungan erat dengan kehidupan rukun dan damai.
“Saya dan Pak Wali Kota ketika mencalonkan diri di Pilkada, visi dan misi kami yang pertama adalah meningkatkan kualitas manusia. Tentu ini ada hubungannya dengan hidup rukun dan damai antar masyarakat di Manado,” ujar Sualang.
Ia juga menambahkan rasa syukur karena Indonesia menjunjung tinggi asas keagamaan, berbeda dengan negara lain yang tidak memiliki regulasi khusus terkait kehidupan beragama.
“Kita bersyukur ada di negara yang menjunjung tinggi asas keagamaan. Tidak seperti negara lain yang hanya dibiarkan. Di negara kita ada Kementerian Agama yang mengatur dan mengontrol kehidupan beragama di Indonesia. Apalagi kita yang tinggal di Kota Manado sangat erat sekali dengan agama dan kehidupan beragama masyarakat. Kita harus junjung tinggi toleransi antar umat beragama agar kota kita ini diberkati,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua FKUB Kota Manado, Pdt. Handry Dengah, M.Th, yang juga Wakil Ketua Sinode GMIM Bidang Pembekalan, menegaskan pentingnya sinergi lintas agama tersebut.
“Tujuannya untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama di Kota Manado, khususnya agar para pemeluk agama merasa nyaman saat melaksanakan peribadatan di rumah ibadah,” ungkapnya.
Lebih jauh, ia berharap kegiatan ini dapat melahirkan taman kerukunan dan taman kebersamaan di Kota Manado, sekaligus mempererat hubungan antara FKUB, masyarakat, dan pemerintah kota.
“Kita semua memiliki satu kerinduan yang sama, yakni menjadikan Kota Manado sebagai kota yang mengedepankan toleransi antar umat beragama,” tambahnya.
Dialog ini mendapat apresiasi luas dari para peserta yang menilai kegiatan semacam ini sebagai upaya konkret dalam menjaga persatuan, memperkuat toleransi, dan menciptakan suasana damai di Kota Manado. (*)